-Harapan yang kau bungkus rapi harus mampu kau makamkan dengan tega
berkali-kali, karena setiap hal yang terbang tinggi tanpa pernah kau
perhitungkan matang-matang, akan berakhir pada kematian-
![]() |
Prelo |
Hanya bersama orang-orang tabah
ia tak menghianati. Jika yang kau ungkit dengannya hanya kelamnya masa lalumu,
ia tak segan-segan menguburmu disana. Waktu benci diajak bernostalgia. Apalagi
bersama kenangan-kenangan buruk yang pernah kau torehkan. Pikirmu hanya kau
yang trauma? Ia juga merasakannya. Ia berada tepat di sisimu saat itu.
Lalu kenangan indah yang katamu
sulit untuk kau ajak berdamai. Waktu menghargai itu, tidak sedikitpun ia ingin
menghapusnya dari kronoligis kehidupanmu. Meski dengan hipokritnya kamu berkata
ingin lupa ingatan. Waktu tahu betul besarnya kebohongan yang tersirat dalam
kata-katamu itu. hanya mulutmu yang membenarkan. Tidak sedikitpun jiwa dan
ragamu ingin beranjak kala bahagia menyelimuti pikiranmu. Pikirmu hanya kau
yang gembira? Waktu paham kapan ia harus memberimu fatamorgana. Seakan-akan ia
berjalan cepat semerntara tak sedetikpun ia mempercepat lajunya.
Kamu tidak tahu betapa
tersanjungnya ia kala kau mempercayakan padanya tentang luka yang katamu akan
hilang seiring berjalannya ia. Tanpa sadar kamu telah meyakinkan detiknya bahwa
minggu, bulan, tahun, bahkan abadnya begitu berarti. Setidaknya untuk luka dari
seorang yang cengeng sepertimu.
Lalu tentang manusia-manusia berpakaian rapi yang menganggapnya uang. Time is money . ia merasa jijik
mendengar namanya disetarakan dengan benda yang hampir-hampir menjadi berhala
bagi sebagian manusia. Pahamilah bahwa ia jauh lebih berharga daripada
uang-uang yang kau kejar kemudian kau hamburkan setiap harinya. Ia jauh lebih
suci dibandingkan uang-uang yang diserah terimakan kepada tangan-tangan kotor
yang entah bekas berbuat apa.
Lebih dari pada itu, ia paling
muak dengan curahan hati remaja-remaja masa kini yang mengaku generasi
millenial tapi yang mereka galaukan hanya perihal kisah percintaan mereka yang
entah sudah berapa babak, belum lagi mereka yang bermental selebriti, selalu
ingin menjadi tenar seakan-akan setiap hal yang ia kerjakan harus menjadi
konsumsi publik, suatu saat mungkin kata ‘privasi’ akan dihapus dari kamus,
juga mereka yang bermental korban, selalu menganggap dirinya yang paling
menderita diantara semua manusia yang ada di bumi padahal sebagian besar
kebutuhannya terpenuhi kecuali mungkin otak yang tidak bisa ia gunakan dengan
baik. Waktu merasa dibuang percuma. Berkat remaja-remaja kekinian itu, ia
selalu merasakan sakitnya di sia-siakan bahkan ketika ia tidak mempunyai hati
sekalipun.
Untuk kesekian kali, ia lagi-lagi
berada pada ramalan sesat manusia bahwa sebentar lagi ia akan berakhir. Tapi nyatanya
tak juga ia diakhirkan, ia tidak lagi ingin percaya dengan prediksi manusia
tentang kapan ia akan benar-benar bertemu dengan ujungnya. Karena ia sendiri
tidak pernah diberitahu oleh yang pertama kali memberinya tanggung jawab hadir
di sisi manusia. Yang dia tahu hanya terus hadir di tempat ia seharusnya berada
dan menjadi saksi atas setiap ulah manusia, ikut berbahagia, ikut bersedih,
bahkan ikut dalam setiap hal-hal yang menurutnya kotor untuk dikerjakan oleh
mahluk yang disebut manusia.
Yang ia tahu, ia harus pandai
bersikap defensif, terus menerus berusaha bertahan dengan segala perlakuan yang
ia terima tanpa bisa protes karena memang ia tak dikaruniai mulut, berbeda
dengan manusia di luar sana yang meski punya bagian lengkap di tubuhnya, mereka
memilih apatis dengan ketidakadilan.
Sedikit sarkasme di waktu libur yang terasa amat panjang~
Libur panjang mengajarkanku bahwa ternyata aku juga punya rindu untukmu... Eaaakkk
BalasHapusAda rindu yang terbendung 🌹
BalasHapusdefensif dlu kalau sudah lengah baru nanti counter attack !
BalasHapusGood strategy, coach :v
Hapus