with Yuliana Firman

Sabtu, 18 November 2017

Sudut Pandang

Pada satu tarikan nafas, aku bisa memunggungi sebuah luka, tapi pada helaan nafas dibelakangnya, ribuan duka yang lain telah mengambil ancang-ancang di hadapanku. Siap menyerang kapan saja dengan membabi buta.

Tidak. Tulisan kali ini tidak membahas tentang duka duka. Quote di atas hanya sebagai pembuka. Bingung saya mau dimulai pakai kalimat apa. I’m just type that quotes with no reason.

Belakangan ini banyak baca-baca tulisan yang isinya seputar mind build. Entah artikel atau fiksi yang saya baca tujuannya memang untuk mempengaruhi atau tidak, tapi ada beberapa memang yang bisa membuat saya berpikir bahwa “wah, benar juga”. Tapi tidak sedikit juga yang bertentangan dengan prinsip yang selama ini saya punya.

Di tulisan-tulisan sebelumnya, saya pernah sedikit membahas perihal open minded, tapi hanya kulit-kulitnya. Takut salah tafsir. Makanya, kali ini dengan bekal ke –sok tahu-an, saya ingin membahas hal itu lebih jauh. Tujuan utamanya sederhana sih, supaya kita sebagai homo sapiens bisa saling menghargai dalam hidup.

Tulisan di blog ini kedepannya mungkin akan banyak membahas hal-hal yang cukup sensitif. Di umur segini, kalau saya coba untuk memaknai hidup pasti bagi sebagian orang akan berkata “tahu apa kamu. Umur masih seumur jagung sudah sok-sokan bicara soal hidup”. But no, saya pikir justru di usia ini seharusnya manusia mulai belajar memaknai hidup. Tidak kurang dan tidak lebih. 20 tahun ini fase krusial manusia. Meskipun tidak sebanding dengan mereka yang berusia 30, setidaknya ketika kita sadar akan bagaimana hidup itu berjalan di usia ini, semoga saja di usia kepala tiga, empat, lima dan seterusnya nantinya tidak begitu banyak penyesalan yang dirasakan.
http://static.republika.co.id/uploads/images/inline/Make-Garden-Lanterns-from-Old-Tin-Cans-Intro.jpg

Di masa-masa ini, kita mulai bercengkerama dengan berbagai jenis orang. Mulai dari yang biasa saja, normal, unik, dan bahkan yang menurut kita tidak etis sekalipun. Tanggapan kita saat berbeda dengan orang-orang pun bukan lagi seperti anak kecil yang mungkin akan menangis, berteriak tidak suka, dan lain-lain. Kalau masih ada yang menanggapi perbedaan dengan cara seperti itu, coba introkspeksi diri. Yakin sudah 20 tahun?

Back to the title : Open Minded. Kita tinggal di semesta yang tidak konstan, tapi terus menerus mengalami dinamika. Entah itu sesuai dengan keinginan kita atau tidak. Ketika sesuai pasti kita akan menikmatinya, tapi ketika tidak, apa yang bisa kita perbuat selain terpaksa beradaptasi? Nah, salah satu hal yang bisa dijadikan modal adalah open minded ini.
Open minded kalau dibahasa Indonesiakan kurang lebihnya adalah keterbukaan pikiran. Dikutip dari blog open minded Indonesia, yang mengatakan bahwa “Keterbukaan pikiran kita untuk menerima sesuatu yang baru dari luar batas toleransi pengertian kita menandakan kalau kita mampu untuk membuka diri kita terhadap apapun yang bisa saja menggoyangkan prinsip kita. Seperti yang kita ketahui, tidak gampang menerima suatu prinsip dari luar sana yang berbeda bahkan bertentangan dengan prinsip dasar berpikir yang sudah kita punya.


Oke, cukup teori-teorinya. Saya ingin menggambarkan aplikasi dari open minded ini dalam kehidupan sehari-hari. Terkhusus di lingkungan saya pribadi, tidak sedikit orang di luar sana, bahkan mungkin saya sendiri pernah khilaf melakukannya, ketika bertemu dengan hal yang berbeda dari prinsip kita, langsung kita judge tidak baik. Disudutkan, bahkan dipaksa untuk menyamakan prinsipnya dengan kita, khususnya mereka yang pahamnya masih dalam skala minoritas. Misalnya dalam suatu diskusi, kita mengeluarkan suatu pendapat yang kita percaya adalah yang paling benar, kemudian tiba-tiba disanggah oleh orang lain dengan berbagai alasan yang logis bahkan dari lubuk hati, kita juga membenarkan sanggahan orang tersebut, namun tetap mempertahankan pendapat kita yang kita yakini paling benar tadi. Kemudian diskusi itu terus menerus berlanjut dengan kita yang mengeluarkan berbagai argumen untuk terkesan membenarkan pendapat kita. Diskusi ini pun kemudian berubah atmosfer menjadi debat, bahkan berujung pada debat kusir. Apa yang sebenarnya ingin kita raih dengan kelakuan tersebut? Ingin dikatakan idealis? Kalau pemahaman kamu tentang idealis hanya sebatas mempertahankan pendapat yang kebenarannya mampu dijatuhkan, maaf, tapi itu adalah pemahaman yang sempit.

Atau kasus lain, pada saat mengobrol santai dengan orang lain, kemudian lawan bicara kita membicarakan topik tertentu. Misalnya dia bicara tentang musik dangdut, kemudian kamu judge kampungan, atau yang bicara seputar seks kemudian kamu anggap cabul, atau di wilayah fisik, kamu bertemu dengan orang yang tattoan, gonrong, kemudian kamu anggap nakal, atau ketika bertemu dengan orang yang berbeda agama atau bahkan tidak menganut agama apapun lantas kamu jauhi, bro, ada yang perlu di ubah dari diri kamu. Bukan tampilan ataupun topik pembicaraan mereka yang salah, tapi cara pandang kamu. Cara kamu memandang mereka yang terlalu sempit. Lupakan soal strereotype masyarakat. Kamu tahu apa soal apa yang ada dalam diri seseorang sampai berani menjustifikasi orang hanya dari satu sudut pandang? Bahkan, orang yang bergelut dalam dunia psikologi yang pada dasarnya berkutat dalam kepribadian manusia pun tidak berhak menjustifikasi siapapun.

Tulisannya kepanjangan yak. Masih kurang dari 1k word sih. Tapi nanti pembaca pada kabur lagi. Jadi intinya sih, berusahalah menerapkan open minded ini dalam keseharian, tidak bermaksud menggurui atau memaksa, karena saya juga masih berusaha untuk itu. Lagipula tidak sulit kok, menghargai keberagaman. Menghargai bukan berarti menyetujui, bukan? Menghargai suatu prinsip bukan berarti mengikuti prinsip tersebut, bukan?
Sekian,


Teruntuk kalian yang tahun ini beranjak 20, tidak perlu lagi ada drama tidak penting dalam hidupmu. Penuhi runtinitasmu dengan hal-hal yang bermanfaat. Di usia ini, kamu punya andil besar untuk menentukan kemana akan kamu bawa hidupmu kedepannya.

Hidup KPK !










0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Followers

Followers

Recent Posts

Recent Comments

Introduction

About

Pages

Blogger templates