with Yuliana Firman

Sabtu, 16 Desember 2017

Distorsi

Memang sulit untuk memperbaiki permasalahan sistem yang ada di negara ini. Tapi menjadi apatis bukanlah sebuah solusi~

2017 sebentar lagi habis. Bagaimana tahun ini? Sudah seberapa jauh langkah maju yang kamu ambil? Atau tidak bergerak sama sekali? Atau jangan-jangan malah mengalami degradasi? Jangan segan memeriksa timeline hidupmu. Jangan  Cuma sibuk mantengin timeline sosial media.

Bicara soal sosial media, saya jadi teringat hal yang ingin saya kupas akhir tahun 2016 lalu, tapi karena sesuatu dan lain hal tulisan saya jadi terbengkalai. Ternyata, akhir tahun ini topik itu masih belum ada habisnya, masih awet seperti cilok yang dikasi boraks. Bukan, pembahasan kali ini bukan soal boraks, tapi sejalan dengan judul, pembahasannya soal distorsi (kalau menurut kitab sakti KBBI : dis·tor·si n 1 pemutarbalikan suatu fakta, aturan, dsb; penyimpangan: untuk memperoleh keuntungan pribadi tidak jarang orang melakukan -- thd fakta yg ada;). Nah, kalau homo sapiens jaman now itu lebih mengenal istilah hoax (bacanya hoks. Bukan hoanya, bukan hoaks).Kenapa kemudian saya mengambil topik ini di akhir tahun ini? Karena pengen. Udah. Gitu aja.

Ada yang baru kenalan sama istilah hoax ini? Kenalan dulu, siapa tau cocok *eh. Jadi, secara bahasa hoax ini adalah lelucon, cerita bohong, kenakalan, olokan, membohongi, menipu, mempermainkan, memperdaya, dan memperdayakan. Kalau sederhananya, hoax ini adalah informasi palsu, berita bohong, atau merekayasa sedemikian rupa suatu fakta baik dengan tujuan lelucon maupun politis.

Kumpulan Info Unik Dunia - Aneh tapi Nyata - blogger
Saya yakin sebagian besar manusia di jaman millenial ini punya minimal satu akun sosial media. Entah itu whatsapp, facebook, line, twitter, instagram, snapchat, bbm(masih ada yang pake bbm?), sampai tumblr, blog, ask.fm, dan lain-lain (sejauh ini saya pakai mereka). Kesemua media sosial itu bisa jadi ladang subur bagi para penyebar hal-hal yang bernuansa hoax. Mereka bisa bebas menjelajahi dunia maya ini dengan berbekal tulisan-tulisan berisi statement-statement yang saya sebut ‘sampah’. Isi berita atau informasi yang mereka sebarkan itu sangat tidak bermanfaat. Apalagi, kalau yang sudah berbau provokasi. Ini menurut saya benar-benar sudah bisa dikategorikan sebagai sampah sosial media. Ini akibat dari pesatnya perkembangan teknologi, yang tidak seiring dengan perkembangan akal manusia. Teknologi meningkat, manusia akalnya makin menciut. Kebebasan berpendapat malah disalahgunakan.

Penyebaran hal-hal hoax ini, entah itu dengan tujuan lelucon ataupun ada maksud-maksud politis di dalamnya tetap saja tidak bisa dibenarkan. Kalau tujuannya sekedar bercanda, bagaimana kalau bercandaan itu dibaca oleh Kids jaman now (saya nggak ngerti siapa yang pertama kali mencetuskan istilah aneh ini) yang pada dasarnya masih di usia yang they believe what they read?. Hal ini bisa merusak pemikiran mereka. Lain lagi halnya dengan orang-orang dewasa, sebut saja contohnya mahasiswa, ada juga ternyata yang kelakuannya menggelitik mata. Mereka yang suka broadcast tulisan yang isinya di paragraf awal berisi quote, kemudian pertengahan berisi pernyataan menakut-nakuti yang entah mereka ambil darimana, kemudian pada paragraf penutup, isinya berupa ancaman. Misalnya “kalau pesan ini tidak kamu kirim ke 10 teman kamu, maka kamu tidak akan bertemu dengan jodohmu”. Mahasiswa yang kemudian takut tidak ketemu jodoh, akan memforward pesan ini ke 10 kontaknya. What the hell, man!. Kamu sekolah 12 tahun, kuliah sekian ratus sks, tapi masih belum bisa menyaring hal-hal seperti itu? Hidup Mahasiswa!

Lebih parah lagi kalau hoax ini sudah menyentuh ranah yang lebih serius. Misalnya yang berbau provokatif. Mengangkat topik yang menjatuhkan suatu kelompok, secara otomatis, hal  ini akan menimbulkan perpecahan. Entah tujuan mereka memang untuk cari duit, atau memang ada pihak yang memerintahkan penyebaran berita itu, tetap saja TIDAK BENAR! Yang namanya perpecahan, pasti menyentuh hal mendasar dari suatu kelompok dan ujung-ujungnya imbasnya ke negara kita yang tercinta ini, menghianati sila ketiga dari dasar negara.

 Iya, akibat dari hoax ini bisa seserius itu.

Masih ingat kasus Saracen yang sempat jadi Headline bulan Agustus lalu? Ini bukti nyata kalau hoax ini sifatnya sudah terorganisir. Unggahan mereka berupa kata-kata, narasi, maupun meme yang tampilannya mengarahkan opini pembaca untuk berpandangan negatif terhadap kelompok masyarakat lain. Dan lucunya, mereka ini bergerak seperti pelayanan jasa. Jadi, mereka menyebar proposal ke sejumlah pihak dengan menawarkan jasa berupa penyebaran hal-hal bernuansa SARA, menjatuhkan, dan lain-lain yang nilainya nggak sedikit, puluhan juta bro.

So, whats the point? Yang harus dicatat dari prahara hoax ini adalah, cerdaslah dalam bersosial media. Budayakan baca baik-baik, analisis, kalau perlu pakai pendekatan saintifik (calon guru banget ini), jangan asal forward. Jangan karena kebelet eksis, langsung sebar tanpa menyaring isi konten yang disebarkan. Dan, nggak usah takut nggak ketemu jodoh Cuma gara-gara broadcast di whatsapp (ngakak anjir).

Nah, berikut saya kutip ciri-ciri hoax dari blog Romeltea.com

Menurut Dewan Pers, ciri-ciri hoax adalah sebagai berikut:
  1. Mengakibatkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan.
  2. Sumber berita tidak jelas. Hoax di media sosial biasanya pemberitaan media yang tidak terverifikasi, tidak berimbang, dan cenderung menyudutkan pihak tertentu.
  3. Bermuatan fanatisme atas nama ideologi, judul, dan pengantarnya provokatif, memberikan penghukuman serta menyembunyikan fakta dan data.
Ciri khas lain hoax adalah adanya HURUF KAPITAL, huruf tebal (bold), banyak tanda seru, dan tanpa menyebutkan sumber informasi.
Ciri utama hoax adalah tanpa sumber. Penyebar hoax biasanya menuliskan: “copas dari grup sebelah” atau “kiriman teman”.

Ada ayat yang mengatur tentang hoax juga ternyata :

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” [QS. Al Hujurat : 6]



Hidup Palestine!
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Followers

Followers

Recent Posts

Recent Comments

Introduction

About

Pages

Blogger templates