Halo!
Ada tidak sih, tempat di dunia ini atau setidaknya
di Indonesia dimana warganya tidak bahagia ketika mendengar kalimat ‘wifi
gratis’?
Kalaupun ada, tempat itu termasuk kategori tempat
yang maju atau tertinggal?
Simpan jawaban pembaca sekalian di sudut pikiran.
Jangan berpikir apapun dulu. Mungkin setelah membaca tulisan ini, jawaban yang
terbesit dalam pikiran kalian lebih mantap. Semoga.
Tulisan ini saya modifikasi sebisa mungkin agar
tidak terkesan menggurui dan lebih menyenangkan plus menghindari baper (susah
ini mah).
![]() |
liveinternet.ru |
Judulnya keramat ya.
Saya pernah bertanya tentang evolusi kepada seseorang (sebut saja
abang), si Abang heran, ini anak PGSD kenapa nanya-nanya soal evolusi. Pengen
pindah jurusan?. Kemudian setelah berdebat beberapa saat, si abang akhirnya
memberikan jawaban berisi penjelasan yang isinya hampir semuanya tentang teori
evolusi Charles Darwin. Memang dasar anak biologi, jawabannya mulai dari gen, selesksi
alam, adaptasi sampai nama-nama manusia purba dan yang saya ingat hanya Pithecantropus Erectus.Nama manusia
purba paling keren sampai saat ini.
Alhasil, jawaban dari beliau hampir bikin kepala
saya berasap. Jadi saya menyerah, bukan itu jawaban yang saya inginkan bang.
Cukup jawab Iya atau tidak *eh.
Saya ingin melihat evolusi bukan dari teori-teori. Entah itu dari Charles Darwin, Lammarck ataupun Aristoteles dan lainnya. Saya tidak ingin berdebat dengan siapapun tentang asal-usul manusia. Lelah adek. Jadi saya ingin membatasi definisi evolusi hanya sampai pada pemahaman sempit saya sendiri. Jadi kurang lebih evolusi itu perubahan secara berangsur-angsur atau perlahan dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Udah, titik. Gitu aja. Sesederhana itu.
Yes, Perubahan. Tidak bisa kita pungkiri kalau
hal-hal itu berubah. Disadari atau tidak, apa yang ada di sekeliling kita ini
pasti mengalami perubahan. Batu yang benda mati saja kalau kena air hujan terus
menerus bisa berubah, apalagi dia *eh. Ahmad Dhani, yang dulu lirik lagu
ciptaannya sepuitis Kau sebar benih
anggun jiwamu, Sampai baru-baru ini liriknya sebatas neng neng nong neng.
There is nothing wrong with the changed. Tidak ada yang salah dengan perubahan. Yang perlu kita perhatikan bagaimana kita bijaksana dalam menanggapinya. Kalau misalkan kemarin kamu melihat seorang teman yang pakaiannya setipis penggaris mika kemudian besoknya menutup seluruh tubuhnya, lalu tanggapan kamu terkesan menjatuhkan, there is something wrong with you! Atau sebaliknya, kamu punya teman yang awalnya rapi, rambutnya belah dua dasi kupu-kupu terus tiba-tiba berubah jadi gonrong, celana robek-robek dan kemudian kamu menjauhinya, sebagai seorang teman, cara kamu menanggapinya salah.
Perubahan mereka itu adalah pilihan mereka dan kamu
tidak punya hak untuk men-judge
mereka. Tidak ada jaminan kamu lebih baik dari orang lain. Bahkan, orang yang
membuat kamu sakit hati sekalipun, tidak berhak kamu benci. Sesakit apapun itu.
Bro, bahkan orang yang patah hatipun harus bijaksana. I know it so well. Saya pernah berkata seperti ini “Anjir, jahat
sekali orang ini” dan itu tidak lantas membuat saya menjadi lebih baik. Justru
ketika saya berkata “Wah, saya punya banyak kekurangan, makanya dijahatin.
Salah sendiri”. Itu tanggapan yang jauh lebih baik. Lagipula, mungkin saja
ketika kamu sedang berada di titik paling sendu dalam hidup, mungkin itu jadi
momen paling bahagia untuk orang lain, dan apa salahnya menjadi pemantik untuk
kebahagiaan orang lain? Bukan berarti sok baik. But, you have to make deal with yourself. Buat dirimu merasa lebih
baik. Kebencian itu hal yang merusak, tidak ada bedanya dengan narkotika. Kalau
narkoba merusak tubuh, rasa benci itu merusak hati. Rugi! and Stop Playing Victim, berhenti
bermental korban. Merasa paling terdzolimi, itu sama halnya dengan membiarkan
diri kamu sendiri terinjak injak. Itu hanya akan membuat kamu semakin benci dan
ujung-ujungnya dendam. Tidak menguntungkan!
Evolusi itu ada dua jenis, yang progresif dan regresif.
Kalau dalam biologi, progresif itu yang menuju pada kemungkinan dapat bertahan
hidup dan evolusi regresif yaitu yang menuju pada kemungkinan menjadi punah. Kalau
disederhanakan, progresif itu sifatnya positif dan regresif itu negatif. So,
guys coba tanya pada diri kita sendiri, sudahkah evolusi yang kita alami
progresif? Atau mungkin malah regresif? Tidak perlu menilai evolusi yang
terjadi pada orang lain, karena kamu tidak punya hak untuk itu dan mereka tidak
butuh penilaian kamu. Yang pasti, ketika seseorang berevolusi, berubah, dia
tengah menjalankan sebuah prinsip, komitmen dengan diri sendiri. Dan seharusnya
kita menghargai itu.
Bicara tentang menghargai, saya jadi ingat istilah “Open Minded”. Keterbukaan pikiran. Keterbukaan
pikiran untuk menerima sesuatu yang baru dari batas toleransi pengertian kita. Open
minded ini menurut saya hal yang luar biasa, mengingat bagaimana toleransi dan
fleksibilitas kita untuk memahami pikiran orang lain. Tapi ini tidak lantas mengubah
idealisme kamu. Memahami bukan berarti menyetujui, bukan?. Open minded ini
penting bro, kita hidup di dunia yang tidak konstan. Everything has changed and always changed. Ketika seseorang bisa
bersikap open minded, dia tidak akan heboh melihat sebuah perubahan besar yang
terjadi. Kamu bisa melihat dari berbagai sudut pandang tanpa menghakimi. Pengetahuan
kamu tentang banyak hal juga akan bertambah, karena tidak membatasi diri pada
satu hal saja. Orang yang awalnya hanya suka pada lagu pop saja bahkan bisa mengerti
hardcore atau bossanova, jazz. Keren kan?
Terakhir, tempat yang warganya tidak bahagia ketika
mendengar kata “wifi gratis?” apakah termasuk maju atau tertinggal?
Ini otoritas kalian untuk menjawab. I have my own answer and of course you have
too! Silahkan jawab sesuai jalan pikiran kalian masing-masing. Kalian suci
aku penuh dosa *eh.
Hidup Power Rangers!
Btw, Taqabbal Allahu Minna wa Minkum from Author to
all muslim J
0 komentar:
Posting Komentar