with Yuliana Firman

Rabu, 02 Desember 2015

Problem Solver

Halo!

Pernah dapat status seperti ini : 

“aku sudah lelah dengan semua ini. Cabut saja nyawaku, Tuhan”

Hal apa yang terlintas dalam pikiran lo pas baca rentetan kalimat seperti itu di timeline facebook, twitter, atau recent update bbm lo? Kalau gue nih ya, hal paling pertama yang melintas di kepala gue adalah “Aamiin”. Iya, kalau ada yang bilang gitu di timeline, udah aminin aja, atau kalau perlu tulis di kolom komentarnya “semoga arwah lo diterima disisi-Nya”.
Siapa sih orang di dunia ini yang tidak punya masalah? Semua orang punya. Dari masalah kecil seperti rambut rontok, sampai masalah besar seperti rambut rontok karena kemo terapi. Dari setiap masalah yang dialami sekian banyak homo sapiens di dunia ini, tanggapan mereka terhadap masalah yang menimpa mereka itu beda-beda. Disini gue akan mencoba mengklasifikasikan orang-orang berdasarkan cara mereka menanggapi masalah yang menimpa mereka.

1.      Anak pantai.
Anak pantai disini bukan berarti mereka yang berprofesi sebagai nelayan, yang seringkali mempunyai masalah dengan ikan, yang berantem sama ikan-ikan, yang setiap harinya berjuang melawan para ikan piranha yang mulai ganas ingin menguasai bumi dengan bekerjasama dengan para alien. Bukan.. bukaan!! Anak pantai maksudnya, mereka yang menghadapi masalah dengan super santai kayak di pantai #eaaa misalnya nih ya, uang 5rb nya hilang, dia dengan entengnya berkata “yaudah, biarin aja. Bukan rejeki gue”. Terus besoknya uang 10rb nya hilang, dia lalu berkata lagi “yaudahlah, mungkin uangnya jatuh ke orang yang tepat”. Terus besoknya lagi, uang 100rb nya hilang, dia lalu berkata lagi “kampret. Ini uang gue hilang lagi, Uang gue udah abis, Indomie udah abis. Gue beli indomie pake apaan?”
Contoh lain, misalnya si anak pantai ini divonis oleh dokter terkena penyakit mematikan dan sisa umurnya tinggal beberapa hari lagi, dia dengan entengnya berkata “wah. Tidak terasa ya, umur aku di dunia ini tinggal beberapa hari lagi. Udah nggak sabar pengen stay di kubur”. Oke, oke, kayaknya ini bukan contoh yang tepat, ini bukan anak pantai, ini santainya udah keterlaluan. Intinya, orang jenis ini biasanya saking santainya dalam menghadapi masalah, masalah mereka selesainya lama banget. Kadang-kadang juga tidak selesai karena ya, mereka terlalu santai. Mereka tidak berusaha menyelesaikan masalahnya.

2.      Anak sedan.
Jangan salah baca. Bukan anak setan. Bukaan. Jadi anak sedan disini adalah mereka yang punya mobil sedan. Bukan, bukan yang itu juga. Serius, jadi anak sedan disini maksudnya mereka yang menghadapi masalah dengan sedang-sedang(apa-apaan, Ini istilahnya maksa banget). Mereka tidak terlalu santai dalam menghadapi masalah, tapi tidak terlalu serius juga. Jadi, ketika orang seperti ini punya masalah, mereka akan berusaha menyelesaikannya dengan normal. Tipe ini biasanya orang-orang yang bijak dan paling cocok jadi pemimpin. Mereka bisa mengatasi masalah dengan cara mereka sendiri.

3.      Anak siapa ini?
Tipe yang ketiga ini yang paling bikin eneg. Kenapa? Mereka menghadapi masalah dengan berkoar-koar. Entah itu di kehidupan nyata atau di sosial media. Itu hidup atau Karya Tulis Ilmiah? Masalah kok pake dipaparkan segala? Misalnya nih ya, dia punya banyak tugas sekolah atau tugas kuliah, bukannya dikerjain, dia malah berkoar-koar, keliling kampung bawa sound system terus teriak-teriak “tugasku banyak sekali, memang dasar guru tidak berprikemanusiaan”. Pas lagi keliling kampung, dia lupa kalau ternyata dia satu kampung sama gurunya, akhirnya besoknya dia dipanggil ke ruang BP, terus ditanya sama gurunya “itu sound system beli dimana?”, dia menjawab “pinjam di ruang guru, Pak” terus gurunya bilang “kemarin pakainya berapa jam? Itu sound system harus disewa. 10rb satu jam” kemudian siswa tadi membayar sewa ke gurunya. Karena uang sewanya terlalu banyak, siswa tadi menjadi miskin dan tidak sanggup bayar SPP, akhirnya dia dikeluarkan dari sekolah. Tragis, bukan?
Selain berkoar-koar di kehidupan nyata, yang paling sering ditemui di era millenium ini adalah mereka yang berkoar-koar di sosial media. Mengeluh kesana kemari. Diputusin sama pacarnya, dia upload foto di instagram, foto lengan yang berdarah-darah abis diiris-iris silet.  Terus captionnya “aku udah nyilet lengan aku demi kamu, kembalilah dan gengam lenganku yang berdarah ini”. Maksudnya apa coba? Yang lebih parah lagi mereka yang abis diputusin sama pacarnya terus update status “aku sudah tidak sanggup hidup setelah kehilangan kamu. Aku lebih memilih mati, aku sudah minum baygon". Terus kalau lo udah minum baygon, kenapa masih bisa update status? Itu yang update status arwah lo? Emang bisa nyentuh layar hape? Ini anak siapa sih? Ampun dah.

Oke guys, ketiga tipe yang gue sebutkan diatas hanya perumpamaan dari realita yang ada. Gue tekankan sekali lagi. Semua orang punya masalah. Siapa sih di dunia ini yang tidak punya masalah? Mulai dari masalah duit, cintalah, pekerjaan, sekolah, kampus, keluarga, dan masalah-masalah lain. Semua orang punya. Mulai dari Pak Presiden yang masalahnya sampai  satu negara, Pak Rektor, Artis (masalah mereka banyak banget), mahasiswa, siswa, orang biasa, orang biasa yang belajar nulis blog (oke, itu gue). Sementara gue nulis postingan ini, gue juga punya masalah. Tapi gue nggak sombong. Pak presiden yang masalahnya muncul tiap hari juga nggak sombong, nggak berkoar-koar. Nggak update status di sosial media. Okelah, orang berhak menulis apapun di sosial media mereka. Tapi guys, plis deh. Itu bukan tempat yang tepat. Orang-orang yang baca status lo paling cuma nge-like atau setidaknya meninggalkan komentar. Tapi emang dengan begitu bisa menyelesaikan masalah lo? Nggak kan? Jadi gini, ketika lo punya waktu untuk berkoar-koar tentang masalah lo itu, kenapa lo nggak menggunakan waktu itu untuk menyelesaikan masalah? Jadilah bijak. Bukan sok bijak di sosial media.
Ketikapun masalah lo itu benar-benar sudah tidak mampu lo selesaikan sendiri, gue punya tips ampuh yang bisa lo coba. Gue menyebut penyelesaian masalah ini dengan “PULANG”
Iya, pulang. Ketika menyebut kata pulang, yang kita ingat pasti tempat kembali. Kita semua tentu punya tempat kembali. Setiap orang punya tempat kembali masing-masing. Tempat yang dituju ketika kita kehilangan arah, ketika dunia mulai terasa asing.
Lo punya teman dekat? Sahabat? Nggak punya? Kasian banget hidup lo. Ketika lo punya sahabat, pulang ke dia, curhat ke dia. Ungkapkan keluh kesah lo ke dia. Kalaupun dia tidak bisa membantu menyelesaikan masalah lo, setidaknya lo lega, ada pendengar yang bisa lo percaya, bukan di sosial media yang kebanyakan orang-orang yang nggak lo kenal.
Selain teman dekat, lo punya keluarga. guys, percaya sama gue. Ini ampuh. Setiap kali gue punya masalah, gue selalu kumpul bareng keluarga gue. Mereka adalah obat penenang yang tidak punya efek samping. Mungkin gue nggak menceritakan masalah gue ke mereka secara langsung. Tapi, momen-momen ngumpul bareng mereka itu luar biasa. Dalam sekejap, gua yakin bahwa nggak peduli seberapa besar masalah gue, gue punya mereka. Mereka akan selalu mensupport gue.
Ketika teman dan keluarga tidak mampu juga menyelesaikan masalah lo, ini yang paling ampuh. Tempat pulang paling utama. Lo punya Tuhan. Berkeluh kesahlah kepada-Nya. Dia Yang Maha Kuasa. Bahkan dari-Nya lah masalah itu muncul dan yakinlah, setiap masalah yang lo hadapi hanya kehendak-Nya lah yang mampu menyelesaikan masalah lo.
Yakinlah bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya.

Ketika masalah hidup mulai begitu berat, Pulang.
Read More

Senin, 16 November 2015

Mahasiswa Dilarang Baper

Mahasiswa dilarang Baper
Halo!
“Saya orang Sulawesi, tapi nggak papa kan kalau nulis pakai gue-elo? Soalnya kalau pakai aku-kamu itu terkesan ngajakin PDKT.” Yaelah Baper deh gue.

Gue  adalah salah satu dari sekian miliar orang di dunia yang masih menggunakan facebook. Nah, dari facebook inilah gue pertama kali menemukan kata-kata mistis yang di sebut “Baper”. Angkat tangan lo jika memiliki pengalaman serupa dengan gue. Oke, turunkan. Jadi kita ketahui bersama bahwa baper itu sendiri adalah singkatan dari Bawa Perasaan. Mengapa baper gue kaitkan dengan mahasiswa? Ada begitu banyak hal di kehidupan mahasiswa yang erat kaitannya dengan baper. Saran gue untuk kalian para mahasiswa, jangan budayakan baper dalam kehidupan kalian.
Contoh pertama gue kaitkan dengan Penerimaan Mahasiswa Baru atau yang biasanya disebut dengan PMB. Bayangkan ketika dalam PMB itu, tiba giliran rektor untuk menyampaikan kata sambutan atau pidato, lalu lo mulai mendengarkan dengan kepala manggut-manggut terlihat sangat mengerti dengan sambutan dari rektor padahal sebenarnya epilepsi lo lagi kambuh. Setelah mendengarkan kata-kata sambutan dari rektor, di akhir sambutannya beliau berkata “Marilah kita bersama-sama bekerja sama untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik” kemudian tiba-tiba lo bertanya “masa depan siapa, pak?” dan beliau menjawab dengan lantang “masa depan kita bersama” kemudian lo berkata tidak kalah lantang “kita? Emang bapak rela ninggalin istri bapak demi saya?” selanjutnya akan terjadi tawuran antar mahasiswa dengan keluarga dari istri rektor. Bayangkan, kalau tawuran sehebat itu terjadi hanya gara-gara lo yang baper dengan kata-kata sambutan dari rektor. Nggak etis banget, kan?
Contoh kedua gue kaitkan dengan senior. Mahasiswi yang baca ini pasti langsung ingat sama senior cowok idola mereka. Udah ngelamunnya woy! Hapus tuh iler. Lanjutin baca tulisan gue!. Bayangkan ketika senior lo tiba-tiba nyamperin lo sambil bawa sekarung stiker dan berkata “dek, kamu suka koleksi stiker ya?” terus lo jawab dengan centil “iyya kak. Kok tau?” kemudian senior lo berkata “yaudah beli nih stiker. Murah kok, dua puluh ribu satu, jadi kalau beli dua harganya cuma empat puluh ribu.” Kemudian lo menjawab sambil guling-guling “aaaaaa.. kakak so swiit banget” kemudian lo pesan tiga karung stiker sama senior lo. Akhirnya, lo menjadikan stiker itu sebagai makanan pokok pengganti nasi. Tragis, bukan?
Contoh ketiga gue kaitkan dengan dosen. Nah, berbicara tentang dosen, gue jadi ingat dengan mahasiwa yang pergi pagi pulang pagi. Iya, jadi mahasiswa yang sejenis ini pergi pagi-pagi ke kampus, pas sampai di kelas dan baru saja pantatnya ingin menyentuh tempat duduk, tiba-tiba ada pemberitahuan dari ketua tingkat, katanya dosen tidak jadi masuk karena kucing jantannya melahirkan. Akhirnya mahasiswa tadi tidak jadi mendaratkan pantatnya di tempat duduknya dan langsung pulang lagi. Jadi mahasiswa seperti inilah yang disebut mahasiswa yang pergi pagi pulang pagi. Iya, perginya pagi pulangnya juga pagi. Bagi mahasiswa yang pernah mengalami hal ini jangan pernah baper sama dosen. Apalagi kalau lo baper sampai ke rumah dosen lo dan menculik kucing jantan yang baru melahirkan tadi dan menjodohkannya dengan kucing peliharaan lo. Jangan, jangan pernah! Itu menyakitkan bagi kaum kucing. Lo tega hah? Tega?
Oke, jadi intinya, buat kalian para mahasiswa, saran gue jangan pernah membudayakan baper dalam kehidupan sehari-hari kalian. Baper itu nggak ada untungnya! Kita para mahasiswa sedang dalam tingkatan pendidikan tinggi. Malu sama anak-anak SMA, cabe-cabean, terong-terongan, mereka wajar masih suka baper. Dikit- dikit baper, dikit-dikit update status baper. Jangan pernah mengaitkan perasaan nggak jelas itu di masa depan lo. Perbanyaklah berpikir kritis, berpikir lebih inovatif, jangan menyia-nyiakan pengorbanan nyokap bokap lo yang selama hidupnya bekerja keras dengan penuh harap agar bisa melihat anak-anaknya sukses. Kesampingkan baper, berpikir ke depan. Perasaan lo itu harusnya lo tujukan untuk orang tua lo.
Mohon maaf kalau tulisan saya ini kurang dapat dimengerti. Berhubung saya juga mahasiswa yang tidak luput dari kata baper. Hanya orang-orang yang suka baper yang mengerti dengan postingan saya kali ini. 
Kalau Baper yang Bawa Perubahan itu yang harus dilaksanakan.
Hidup Baper! Eh, salah. Maksudnya :
Hidup Mahasiswa!
Read More

Senin, 09 November 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar Kampus VI UPP PGSD BONE

Halo!
Saya seorang Mahasiswa.
Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika mendengar tentang Mahasiswa? Ya! Perguruan Tinggi. Lengkapnya saya seorang mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Sulawesi Selatan, Universitas Negeri Makassar.
Ada yang pernah dengar tentang Universitas yang satu ini? bagi orang Sulsel, Universitas ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga mereka. Yang asing adalah ketika saya menyebutkan tentang Kampus VI UNM. Bingung, kan? apa itu kampus VI? Jangan, jangan cari di KBBI, tidak akan ada jawabannya disana. Daripada pusing cari kesana kemari, lebih baik dengarkan penjelasan saya. Lebih tepatnya tulisan saya ini, atau bisa juga di share lebih dulu. Eh, tidak, baca saja terlebih dahulu. Maaf maaf saya khilaf.

Sekarang serius. Jadi, Kampus UNM terbagi di beberapa wilayah dan dibagi per Fakultas, Fakultas Ilmu Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial, dan Fakultas Ilmu Psikologi berada di Kampuns Gunung Sari, iya, yang ada menara Phinisinya yang tinggi menjulang itu. Fakultas Teknik, Fakultas Bahasa, Fakultas MIPA, dan Fakultas Seni berada di Kampus Parangtambung. Fakultas Ilmu Olahraga terletak di Banta-bantaeng. Terakhir yang paling spesial, Fakultas ciri khas UNM jeng jeng... Fakultas Ilmu Pendidikan yang terletak di Kampus Tidung. Nah, Fakultas Ilmu Pendidikan ini khusus untuk Prodi PGSD, tahu kan apa kepanjangan dari PGSD? Betul sekali Pendidikan Guru Sekolah Dasar kampusnya terbagi tiga, PGSD di Tidung sebagai Kampus IV, di Pare-Pare sebagai Kampus V dan di Watampone sebagai Kampus VI and I stay on there, Kampus VI.
Dokumentasi Pribadi

Kami berada di luar Makassar, tetapi kami tetap UNM. Kami sama saja dengan Kampus IV yang berada di Tidung. Kami belajar hal yang sama, Mata Kuliah yang sama, dan akan mendapatkan gelar yang sama di wisuda kelak. Aamiin.
Saya sangat menegaskan bahwa kami Mahasiswa PGSD Kampus VI sama dengan kampus yang lain bukan tanpa alasan. Selama ini, kami sering dipandang sebelah mata, sering dipertanyakan. Ketika orang-orang di sekitar saya bertanya “kuliah dimana?” saya jawab dengan lantang “UNM”, kemudian pertanyaan selanjutnya yang sangat saya tidak suka “kalau di Makassar tinggal dimana?” akan saya jawab dengan “saya tidak tinggal di Makassar, saya di Bone” selanjutnya orang itu akan bertanya lagi dengan muka minta ditabok “kenapa di Bone? Kan kuliahnya di UNM” selanjutnya saya akan mengambil parang kakek buyut saya, sebuah kardus indomie goreng, dan memutilasi orang itu. Satu minggu kemudian, saya masuk di surat kabar dengan judul Seorang Mahasiswa UNM yang tidak tinggal di Makassar menjadi Pelaku Mutilasi. Nggak Lah! Selanjutnya saya akan menjelaskan dengan panjang lebar bahwa “Jadi saya tinggal di Bone karena saya kuliah di Bone. Iya nama PTNnya juga UNM. Jadi, kampus UNM itu bukan Cuma di Makassar ada juga di Bone, khusus untuk PGSD. 

Bukan Cuma di Bone saja, di Pare-pare juga ada. Di Bone ada gedungnya juga, ada dosennya, ada Mata Kuliahnya, ada Mahasiswanya,ada organisasinya, demonstrasi ada, ADA!. Semua ada! Nanti kalau di wisuda juga di Makassar. Sama saja dengan PGSD Makassar, hanya saja kami berada di wilayah yang berbeda.” kemudian orang tadi bertanya lagi “kamu di Makassar tinggal dimana?” kemudian rencana yang sempat saya batalkan tadi akhirnya saya laksanakan. Nggak Lah!!
Intinya, tolonglah wahai para orang-orang yang suka memandang sebelah mata kami, berhentilah dari kebiasaan buruk itu. Kami disini pergi untuk belajar, kami juga adalah mahasiswa. Atau haruskah saya membanggakan Kampus VI ini dengan mengungkit masalah IPK tertinggi atau bahkan IPK sempurna di wisuda se UNM? Ah, sudahlah. Kami tidak sesombong itu. Kami hanya berharap kedepannya tidak ada lagi pertanyaan mengenai mengapa di Bone, kenapa di Bone, dan pertanyaan-pertanyaan memuakkan lainnya.

Hidup Mahasiswa!
Read More

Sabtu, 27 Juni 2015

Be a Real Muslimah

Wajib itu artinya apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa. Nah. Salah satu kewajiban wanita dalam islam adalah menutup aurat. Dalil naqlinya dalam surah An Nur ayat 31 yang artinya : "dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dam memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya (penutup kepala yang dijulurkan hingga menutupi dada)..."
Nah. Karna Allah yang langsung memerintahkan untuk berhijab, bukankah hal ini sangat penting?. Sama saja halnya dengan perintah sholat yang bila ditinggalkan kita akan mendapatkan dosa.
Memang tidak mudah untuk memulai untuk menutup aurat. Ada begitu banyak rintangan yang mesti kita lalui. Mulai dari keberanian dari diri kita sendiri untuk ikhlas melaksanakannya, tanggapan orang-orang, hingga kita harus siap mendapatkan pandangan aneh dari orang-orang. Namun, ketika kita bisa istiqomah, konsisten dari awal untuk berhijab, Insya Allah semakin lama akan terasa lebih mudah. Allah akan senantiasa selalu membantu kita untuk tetap teguh dalam kebenaran. Jangan takut untuk tetap berada dalam kebenaran meskipun kita sendirian. Karna sebenarnya Allah swt selalu bersama kita. Lagipula, ada begitu banyak kelebihan yang akan didapatkab wanita yang berhijab. Selain kita terhindar dari dosa, kita juga terlindung dari berbagai macam niat jahat kaum adam. Wanita yang berhijab tidak akan digoda oleh lelaki hidung belang. Selain itu, bukankah wanita yang baik untuk laki-laki yang baik? Nah, don't worry about future. Allah pasti tidak akan mebiarkan wanita yang baik mendapat laki-laki yang tidak baik untuk menjadi imamnya kelak. Kita akan mendapatkan imam yang diridhoi Allah, saling menyayangi karna Allah dan didasari rasa cinta kepada Allah. So, pasang kerudungmu dan ulurkan jilbabmu sekarang, sist !
Read More

Sabtu, 13 Juni 2015

Mereka Berkata Saya Anti Sosial

Saya percaya bahwa ada hal-hal yang lebih menyakitkan dibandingkan dengan siksaan fisik. Yaitu siksaan hati. Rasa sakit dihati tidak dapat dibandingkan dengan sekedar luka yang akan sembuh dengan sendirinya. Sakit hati akan sangat sulit untuk disembuhkan. Bahkan mungkin tidak bisa disembuhkan. Dan tanpa kita sadari, hal yang paling sering kita lakukan untuk membuat orang sakit hati adalah perkataan yang dengan mudah dilontarkan namun tidak akan bisa ditarik kembali. Banyak orang yang dengan leluasa mengeluarkan kata-kata menyakitkan hati orang lain lalu dengan mudahnya meminta maaf. Maaf memang mungkin bisa meredakan sakit. Tapi, yakinlah bahwa pikiran akan senantiasa menyiksa hati setiap kali perkataan menyakitkan terlintas dipikiran meski kata maaf sudah dikantongi. Karena alasan itu, karena alasan ingin menjaga perasaan orang lain, saya memilih untuk lebih banyak diam. Biarlah orang lain tidak ingin berbicara dengan saya asalkan saya tidak menyakiti hati mereka. Saya hanya ingin membicarakan hal-hal yang menyenangkan satu sama lain. Lagipula, saya hanya bersikap demikian pada orang yang belum saya tau baagaimana sifatnya. Kepada teman dekat yang sudah mengerti satu sama lain, saya cuek saja dan membicarakan setiap hal. Karena mereka tidak akan menyimpan sakit dalam hatinya meskipun dengan kata-kata paling kasar sekalipun. Karena diantara teman dekat, semakin berani kita saling mengolok-olok, maka menandakan semakin erat pertemanan tersebut.
Kenal saya lebih dekat terlebuh dahulu. Setelah itu anda bisa menilai apakah saya termasuk golongan anti sosial.
"Saya mencoba untuk lebih banyak diam. Karena setiap kali saya berbicara terlalu banyak, saya tidak akan dapat tidur pada malam hari".
Read More

Kamis, 11 Juni 2015

SNMPTN for students who want to try

Snmptn (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) adalah salah satu jalur masuk ke perguruan tinggi negeri yang diadakan oleh pemerintah. Jalur ini menjadi salah satu jalur favorit siswa sma yang ingin melanjutkan Pendidikan. itu karena sangat banyak keuntungan dan kemudahan yang diperoleh jika siswa bisa lolos dijalur ini. Lulus tanpa tes, keringanan dalam pembayaran uang kuliah, dan keuntungan lainnya. Kebanyakan siswa yang berhasil dalam jalur ini dari siswa dari golongan yang menengah kebawah dalam hal kemampuan akademik atau rangking di sekolah. Berhubungan dengan nilai rapor yang menjadi penilaian utama. Kebanyakan siswa yang tidak terlalu pandai mendapatkan nilai yang agak rendah pada kelas-kelas awal. Namun, ketika mereka berusaha, dan nilai mereka semakin bertambah seiring dengan kenaikan kelas per semester, maka peluang lolos jalur snmptn akan semakin besar. Oleh karena itu, untuk siswa yang merasa tidak percaya diri karena banyak yang lebih pintar dari kalian, jangan berkecil hati. Ketika kalian ingin berusaha, kalian akan mendapat hasil yang memuaskan dariNya. Contohnya snmptn ini. Bukan hanya untuk yang pintar, tapi untuk mereka yang ingin berusaha. Bagaimanapun pintarnya seseorang jika tidak diiringi dengan usaha untuk terus belajar, maka akan sia-sia. Sebaliknya, meskipun seseorang tidak terlalu pintar namun mau berusaha, berdoa, maka Your Dream Will Come Truth. What a wonderful feeling when you found this on yours.
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Followers

Followers

Recent Posts

Recent Comments

Introduction

About

Pages

Blogger templates